LAPORAN HASIL OBSERVASI KELOMPOK 1 PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
Kelompok 1
Alde Rahman
Ifari 161301166
Eunike Aprillia
Siagian 161301169
Saras Gusvita 161301173
Nabila Yasmin
Fahira 161301180
Alifah Nabilah Dara 161301182
Dhita Dwi Endayu 161301188
Dolly Indra
Aulia 161301233
Topik:Instruksi
dan Konsep Pembelajaran serta Manajemen Kelas pada Sekolah Menengah Pertama
Judul
: Metode Pembelajaran Efektif dan Penataan Kelas yang
Digunakan di SMP Al-Azhar Medan
Data Sekolah
Nama : Sekolah Menengah Pertama Al-Azhar Medan
Alamat
: Jalan Pintu Air IV No.
124. Kwala Bekala, Medan Johor, Kota
Medan, Sumatera Utara
Konsep Pembelajaran:
Konsep E-learning dengan menggunakan infocus dan Microsoft
Power
Point yang dilakukan guru saat menjelasakan
ataupun murid saat persentase dan
menggunakan metode Teacher Centered dan Learner Centered.
Deskripsi Sekolah
SMP Al-Azhar
Medan adalah salah satu sekolah terfavorit di kota Medan. Memiliki luas sekolah
yang cukup besar. Karena SMP Al-Azhar merupakan bagian dari sebuah yayasan, SMP
Al-Azhar harus berbagi lokasi dengan SD maupun SMA Al-Azhar. SMP Al-Azhar
memiliki 4 tingkatan kelas, diantaranya Reguler, Plus, Bilingual, dan
Akselerasi. Lokasi sekolah yang memiliki banyak pohon di sekitarnya membuat
suasana sekolah nyaman dan asri.
BAB I : PERENCANAAN
1.1. Pendahuluan
Metode
pembelajaran merupakan hal yang penting dalam suatu pelaksanaan pembelajaran di
dalam kelas. Metode diperlukan karena nantinya seorang guru ataupun seorang
murid penting sebagai instruktur dalam sebuah proses belajar. Tanpa adanya
metode dan instruktur dalam suatu kelas, pembelajaran tidak selalu berjalan
dengan baik. Ilmu tidak hanya didapatkan dari seseorang belajar sendiri, tetapi
ilmu juga didapat dari indra kita, yaitu mendengar penjelasan ataupun arahan
pembelajaran dari orang lain. konsep pembelajaran juga diperlukan, dimana
seseorang akan lebih mudah menyampaikan materi dengan baik. Materi pun juga
akan mudah dipahami dan diterapkan.
Disamping
metode dan konsep pembelajaran, hal yang perlu diketahui adalah sebuah
manajemen kelas, yaitu penataan kelas. Hal tersebut sangatlah penting demi
kenyamanan para siswa ataupun guru dalam proses belajar. Kenyamanan dalam kelas
adalah hal yang penting, karena penataan kelas yang baik membantu siswa lebih
berkonsentrasi dan menerima pembelajaran dalam kelas serta lebih semangat
mengikuti pembelajaran. Dibawah ini kami akan menjelaskan apa itu instruksi
pembelajaran, konsep pembelajaran serta manajemen kelas dengan kelebihan dan
kekurangan setiap materi tersebut. Fokus dari materi tersebut juga menjelaskan
hasil observasi kami mengenai ketiga materi diatas.
1.2. Landasan Teori
1.2.1
Manajemen Kelas
Manajemen kelas perlu dikelola
secara efektif, karena dapat memaksimalkan kesempatan pembelajaran pada murid.
Sebuah pandangan menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk
mengontrol perilaku murid. Pandangan lainnya memfokuskan pada kebutuhan murid
untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri.
Menajemen kelas
yang membuat murid menjadi bersikap pasif dan patuh terhadap aturan-aturan yang
ketat dapat melemahkan keterlibatan murid dalam proses pembelajaran yang aktif,
pemikiran dan konstruksi pengetahuan sosial murid.
Manajemen kelas
yang efektif mempunyai dua tujuan: membantu murid menghabiskan lebih banyak
waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan
pada tujuan, dan mencegah murid mengalami masalah akademik dan emosional.
Manajemen
kelas yang efektif perlu mendesain lingkungan fisik kelas yang sekadar penataan
barang di kelas.
Prinsip Penataan Kelas
·
Kurangi kepadatan di
area yang sering dilewati
·
Pastikan bahwa guru
dapat melihat dengan mudah semua murid
·
Materi pengajaran dan
perlengkapan murid harus mudah diakses
·
Pastikan murid dapat
melihat dengan mudah semua presentasi kelas
Gaya Penataan
·
Gaya auditorium
tradisional, semua murid duduk menghadap guru
·Gaya tatap muka (face
to face), murid saling menghadap
·Gaya off-set, beberapa
murid berpasangan duduk di bangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung sama
lain
· Gaya seminar,sejumlah
murid berpasangan duduk di susunan berbentuk lingkaran atau persegi atau bentuk
U
·Gaya klaster (cluster),
sejumlah murid bekerja dalam kelompok kecil.
Menciptakan
Lingkungan Positif untuk Pembelajaran
Strategi
Umum
·
-Gaya otoritatif
Guru yang otoritatif akan cendrung
mempunyai murid yang mandiri, tidak cepat puas, mau berkerja sama dengan teman,
dan menujukkan penghargaan diri yang tinggi. Guru otoritatif akan melibatkan
murid dalam kerja sama give-and-take dan menujukkan sikap perhatian kepada
mereka, menjelaskan aturan dan regulasi, dan menentukan standar dengan masukan
dari murid. Stategi menagemen kelas yang otoritatif akan mondorong murid untuk
menjadi pemikir yang independen dan pelaku independen.
- Gaya
permisif
Gaya
manajemen kelas ini member banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak
dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku
murid. Muridnya cenderung mempunyai keahlian akademik yang tidak memadai dan
control diri yang rendah.
Manajemen pembelajaran yang efektif
dapat terwujud dengan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menetapkan aturan kelas (class routine)
Kita mengetahui bahwa kebiasaan tiap
siswa berbeda. Seorang guru tidak boleh menyalahkan atau membenci siswa
karena kebiasaan mereka yang baik dan buruk diperoleh dari pengalaman di
jenjang pendidikan sebelumnya dan lingkungan siswa berada. Sehingga untuk
membentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui pemberian aturan saat proses
pembelajaran, terutama pada awal pertemuan pembelajaran sehingga terjadi
kesepakatan antara siswa dan guru.
2. Memulai kegiatan tepat waktu (getting started)
Dalam memulai suatu materi pembelajaran
diperlukan ketepatan waktu bagi guru maupun siswa (masalah keterlambatan telah
diatur pada saat menetapkan aturan kelas) sehingga pembelajaran efektif dan
tidak ada waktu yang terbuang banyak.
3. Mengatur pelajaran (managing the lesson)
Proses pembelajaran yang efektif, guru
harus mengatur dan menjaga agar proses kegiatan berjalan lancar dan tidak
mengalami gangguan atau hambatan. Guru harus mengoptimalkan keikutsertaan
siswa, kesempatan melakukan, penggunaan peralatan, serta mengorganisir
pembagian kelompok, tidak terlalu banyak ceramah sehingga siswa tidak jenuh.
4. Mengelompokkan siswa (grouping the student)
Pada saat meembahas materi tertentu,
diperlukan juga siswa harus berkelompok agar mereka dapat bekerja sama
dan tidak individualis. Kadang-kadang diperlukan adanya ketua kelompok sehingga
ketua tersebut dapat memanage dirinya sendiri dan teman-temannya.
5. Mengakhiri pelajaran (ending the lesson)
Pada akhir pelajaran diharapkan siswa
memiliki kesan yang baik selama kegiatan berlangsung sehingga siswa selalu
mengingat hal-hal yang berupa pengalaman selama kegiatan. Maka dari itu,
seorang guru harus membuat klimaks naik pada saat pertemuan sehingga siswa
berharap adanya kegiatan lanjut yang lebih menarik pada pertemuan berikutnya.
Kelebihan dan
Kekurangan dalam Pengelolaan Kelas
Setiap
keterampilan pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan ini akan muncul jika
seorang guru mampu membawa suasana dan terampil dalam mengelola kelas. Namun kekuarangan
atau kejelekan pengelolaan kelas ini akan muncul saat guru merasa kewalahan
bila belum memahami langkah memahami keterampilan tersebut.
a. Kelebihan dalam Pengelolaan Kelas
- Sangat efektif
dalam pembelajaran
- Siswa merasa
nyaman bila ini sukses dilakukan
- Menjadi
pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan
- Siswa dapat
menanggapi dengan cepat setiap pembelajaran yang ada
- Guru dapat
mengajar dalam melanjutkan materi selanjutnya dengan nyaman
b. Kekurangan dalam Pengelolalan Kelas
- Susah diterapkan
- Biasanya hanya
diterapkan pada tingkat SMP ke atas
- Perlu menjaga
wibawa dan cara bergaul guru
- Senantiasa
fokus pada kelas dan segala permasalahannya
1.2.2. Konsep
Pembelajaran E-Learning
Pengertian
E- learning
Mendefinisikan
e-learning sebagai pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian
elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran,
interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk
pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Sedangkan Dong
mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui
perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Ciri-ciri dari pemanfaatan TIK pada
e-learning antara lain adalah:
Memanfaatkan jasa teknologi elektronik;
dimana pengajar dan yang diajar dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan
tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokelor.
Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri
(self learning materials) disimpan di komputer sehinga dapat diakses oleh
pengajar dan yang diajar.
Memanfaatkan jadwal pembelajaran,
kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan
administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
Kelebihan E-learning
-Tersedianya fasilitas e-moderating di
mana pengajar dan murid dapat berkomunikasi dengan mudah melalui fasilitas
internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan
dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
-Bila yang diajar
memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya,
ia dapat melakukan akses di internet.
-Baik pengajar
maupun yang diajar dapat melaksanakan diskusi melalui internet yang dapat
diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan yang lebih luas.
Kekurangan E-Learning
-Kurangnya
interaksi antara pengajar dan yang diajar bahkan sesama diajar itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses
belajar-mengajar.
-Tidak semua
area/tempat tersedia fasilitas internet
-Lambat dalam menguasai komputer.
1.2.3. Instruksi Pembelajaran Teacher-Centered dan
Learner-Centered
Dalam
pendekatan ini, teacher-centered mmakai perencanaan dan intruksi disusun dengan
ketat dan guru mengarahkan pembelajaran murid.
Perencanaan
Pelajaran Teacher-Centered
Terdapat
tiga alat umum di sekolah yang berguna dalam perencanaan teacher-centered,
yaitu.
1. Merencanakan
Sasaran Behavioral (perilaku).
Sasaran behavioral (behavioral
objectives) adalah pernyataan tentang perubahan yang diharapkan oleh guru akan
terjadi dalam kinerja murid. Menurut Robert Mager (1962), sasaran behavioral
harus spesifik dan harus memiliki tiga bagian, yaitu.
ü Perilaku murid.
Fokus pada apa yang akan dipelajari atau dilakukan murid.
ü Kondisi di mana
perilaku terjadi. Menyatakan bagaimana perilaku
akan dievaluasi atau dites.
ü Kriteria kinerja.
Menentukan level kinerja yang dapat diterima
Menganalisa Tugas
Analisan tugas berfokus pada pemecahan
suatu tugas yang kompleks yang dipelajari murid menjadi komponen-komponen.
Analisa tersebut dapat melalui tiga langkah dasar.
Menentukan
keahlian atau konsep yang diperlukan murid untuk mempelajari tugas.
Mendaftar materi
yang dibutuhkan untuk melakukaan tugas, seperti kertas, pemsil, kalkulator, dan
lain-lain.
Mendaftar semua
komponen tugas yang harus dilakukan.
Menyusun
Taksonomi Instruksional
Taksonomi adalah
sistem klasifikasi, taksonomi instruksional membantu pendekatan
teacher-centered. Taksonomi ini mengklasifikasikan sasaran pendidikan menjadi
tiga dominan :
Dominan
kognitif, mengandung enam sasaran, yaitu (1) Pengetahuan, murid punya kemampuan
untuk mengingat informasi. (2) Pemahaman, murid memahami informasi dan dapat
menerangkannya dengan menggunakan kalimat sendiri. (3) Aplikasi, murid
menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah kehidupan nyata. (4) Analisis,
murid memecah informasi yang kompleks
menjadi bagian-bagian kecil dan mengaitkan informasi dengan informasi
lain. (5) Sintesis, murid mengkombinasikan elemen-elemen dan menciptakan
informasi baru. (6) Evaluasi, murid membuat penilaian dan keputusan yang baik.
Domain efektif,
terdapat lima sasaran yang berhubungan dengan respon emosional terhadap tugas,
(1) Penerimaan, murid mengetahui atau memerhatikan sesuatu di lingkungan. (2)
Respons, murid termotivasi untuk belajar dan menunjukkan perilaku baru sebagai
hasil dari pengalamannya. (3) Menghargai, murid terlibat atau berkomitmen pada
beberapa pengalaman. (4) Pengorganisasian, murid mengintegrasikan nilai baru ke
perangkat nilai yang sudah ada dan memberi prioritas yang tepat. (5) Menghargai
karakterisasi, murid bertindak sesuai dengan nilai tersebut dan berkomitmennya
kepada nilai tersebut.
Domain
psikomotor, sasaran psikomotor tersebut adalah, (1) Gerakan refleks, murid
merespons suatu stimulus secara refleks tanpa perlu banyak berfikir. (2) Gerak fundamental dasar, murid melakukan
gerakan dasar untuk tujuan tertentu. (3) Kemampuan perseptual, murid
menggunakan indra untuk melakukan sesuatu. (4) Kemampuan fisik, murid
mengembangkan daya tahan, kekuatan, fleksibilitas, dan kegesitan. (5) Gerakan
terlatih, murid melakukan keterampilan fisik yang kompleks dengan lancar. (6)
Perilaku nondiskusif, murid
mengkomunikasikan perasaan dan emosinya melalui gerak tubuh.
Instruksi Langsung
Instruksi
langsung (direct instruction) merupakan pendekatan teacher-centered yang terstruktur yang
dicirikan oleh arahan dan kontrol guru, ekspetasi guru yang tinggi atas
kemajuan murid, maksimalisasi waktu yang dihabiskan murid untuk tugas-tugas
akademik, dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negatif terhadap
murid. Fokus instruksi langsung adalah
aktivitas akademik, bukan materi non-akademik.
Tujuan
penting dari instruksi langsung adalah memaksimalkan waktu belajar murid. Waktu
yang dipakai murid dalam mengerjakan tugas-tugas akademik dikelas dinamakan waktu pembelajaran akademik.
Strategi Instruksional Teacher-Centered
Mengorientasikan
Sebelum
menyajikan dan menjelaskan materi baru, susunlah kerangka pelajaran dan
orientasikan murid ke materi baru tersebut.
Advance
organizer
Adalah aktivitas
dan teknik pengajaran dengan membuat kerangka pelajaran dan mengorientasikan
murid pada materi sebelum materi itu diajarkan. Advance organizer terdiri dua
bentuk : expository advance organizer dan comparative advance organizer.
Pengetahuan,
Penjelasan, dan Demonstrasi
Pengajaran
dengan ceramah, penjelasan dan demonstrasi adalah aktivitas yang biasa
dilakukan guru dalam mendekati instruksi langsung.
Pertanyaan dan
Diskusi
Diskusi dan
pertanyaan perlu diintegrasikan ke dalam pendekatan instruksi teacher-centered. Dalam menggunakan
strategi ini, penting untuk merespons setiap kebutuhan pembelajaran murid
sembari menjaga minat dan perhatian kelompok.
Mastery Learning
Merupakan
pembelajaran satu konsep atau topik secara menyeluruh sebelum pindah ke topik
yang lebih sulit.
Seatwork
Seatwork/tugas
di bangku kelas adalah menyuruh semua murid atau sebagian besar murid untuk
belajar sendiri-sendiri di bangku mereka.
Pekerjaan Rumah
Keputusan
instruksional penting lainnya adalah seberapa banyak dan apa jenis pekerjaan
rumah yang harus diberikan kepada murid.
Kelebihan
teacher centered learnin
- Informasi
dapat diberikan kepada sejumlah siswa dalam waktu yang singkat
-Pengajar
mengendalikan organisasi,mater dan waktu sepenuhnya
-Menyediakan
forum bagi pakar untuk mengutarakan pengalamannya
-Pada
umumnya memungkinkan untuk menggunakan metode assessment secara cepat dan mudah
Kekurangan
teacher centered learning
-Pengajar
mengendalikan pengerahuan sepenuhnya
-Terjadi
komunikasi satu arah
-Tidak
kondusif untuk terjadinya critical thinking
-Mendorong
terjadinya pembelajaran secara pasif
Prinsip Learner-Centered
Instruksi dan
perencanaan learner-centered adalah para siswa, bukan guru. Meningkatnya minat
terhadap prinsip learner-centered
dalam perencanaan dan instruksi ini telah menghasilkan satu set pedoman diberi judul Learner-Centered Psychologycal Principles: A
Framework for School Reform and Redesign.
Learner-Centered
Principles Work Group percaya bahwa selama dekade yang lalu riset psikologi
yang relevan dengan pendidikan telah memberikan banyak informasi, dan
meningkatkan pemahaman mengenai aspek kognitif, emosional dan kontekstual dari
pembelajaran. Prinsip ini menekankan pembelajaran dan pelajar yang aktif dan
reflektif.
Faktor Kognitif dan Metakognitif
Sifat proses
pembelajaran.
Tujuan proses
pembelajaran.
Konstruksi
pengetahuan
Faktor Motivasi dan Emosional
Pengaruh
motivasi dan emosi terhadap pembelajaran.
Motivasi
intrinsik untuk belajar
Efek motivasi
terhadap usaha
Faktor Sosial dan Developmental
Pengaruh
perkembangan pada pembelajaran
Pengaruh sosial
terhadap pembelajaran
Faktor Perbedaan Individual
Perbedaan
individual dalam pembelajaran
Pembelajaran dan
diversitas
Standar dan
penilaian
Beberapa Strategi Instruksional Learner-Centered
Pembelajaran
Berbasis Problem.
Pembelajaran
berbasis problem menekankan pada pemecahan problem kehidupan nyata. Kurikulum
berbasis problem akan memberi problem riil kepada murid, yakni problem yang
muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Pertanyaan
Esensial.
Pertanyaan
esensial adalah pertanyaan yang merefleksikan inti dari kurikulum, hal paling
pemting yang harus dieksplorasi dan dipelajari oleh murid.
Pembelajaran
Penemuan
Pembelajaran
penemuan adalah pembelajaran di mana murid menyusun pemahaman sendiri.
Pembelajaran penemuan berbeda dengan pendekatan instruksi lamgsung, di mana
guru menjelaskan secara langsung informasi kepada murid.
Kelebihan learner centered :
-Menyertakan
siswa dalam proses pembelajaran
-Mendorong siswa
untuk memiliki pengetahuan yang lebih banyak
-Menjalin siswa
dengan kehidupan nyata
-Mendorong
terjadinya pembelajaran secara aktif
-Mendorong
terjadinya critical thinking
-Mengarahkan
siswa untuk mengenali dan menggunakan berbagai macam gaya belajar
Kekurangan
learner centered :
-Ada kemungkinan
untuk menggunakan waktu yang lebih banyak
-Belum tentu
efektif untuk seluruh kurikulum
-Belum tentu
sesuai untuk siswa yang tak terbiasa aktif
1.3. Analisis Data
Data diperoleh langsung di sekolah yang
telah kami tentukan yaitu SMP Al-Azhar Medan. Hasil data diolah sesuai dengan
hasil pengamatan yang kami lakukan
langsung di kelas yang ditentukan dari pihak sekolah, yaitu dengan dua cara.
Observasi Lamgsung
Data yang kami ambil pada observasi
kelompok kami adalah siswa kelas 8 Bilingual B di SMP Al-Azhar Medan yang
dilakukan pada mata pelajaran terakhir yaitu Bahasa Indonesia dan dilakukan
pada siang hari pukul 13.30.
Wawancara
Diakhir kelas mata pelajaran usai, kami
melakukan wawancara kepada 3 siswa perwakilan kelas dan guru pengajar.
Pertanyaan yang kami ajukan kepada siswa mengenai bagaimana kepuasan mereka
terhadap konsep pembelajaran yang diberikan oleh guru, metode apa yang mereka
gunakan saat pembelajaran dan seperti apa kenyamanan mereka dengan tata kelas
yang diberikan sekolah mereka. Sedangkan
pertanyaan yang kami ajukan kepada guru adalah mengenai metode pembelajaran apa
yang diterapkan disekolah SMP Al-Azhar tersebut.
1.4. Alat dan Bahan
Pulpen
Notes
Kamera
Handphone
1.5. Sampel Penelitian dan
Lokasi Pengambilan Data
Sampel
penelitian observasi mengambil Siswa/i kelas 8 Bilingual B berada di lantai 2
SMP Al-Azhar Medan. Lokasi Pengambilan Data berada di SMP Al-Azhar Medan.
BAB II : PELAKSANAAN
Sistematis Pelaksanaan Penelitian
Tanggal
|
Kegiatan
|
16 Maret 2017
|
Meminta contoh sampel data dari tahun sebelumnya
|
17 Maret 2017
|
Mendiskusikan sekolah yang ingin dituju sebagai
observasi
|
22 Marer 2017
|
Meminta surat izin sekolah ke kampus
|
24 Maret 2017
|
Mengantar dan meminta izin kepada pihak SMP
Al-Azhar Medan
|
25 Maret 2017
|
Konfirmasi sekolah atas izin observasi
|
27 Maret 2017
|
Pelaksanaan observasi
|
3 April 2017
|
Diskusi hasil observasi
|
3 April- 6 April 2017
|
Penyusunan laporan diskusi
|
10 April 2017
|
Posting Blog
|
BAB III : LAPORAN dan EVALUASI DATA
Laporan
1.
Jadwal
Kegiatan
Hari/tanggal : Senin/27 Maret 2017
Waktu : Pukul
13.30 – 15.00
Kelas Observasi/ Mata
Pelajaran :
8 Bilingual B/ Bahasa Indonesia
2.
Sistematika
Observasi
Saat
tiba di lokasi SMP Al-Azhar kami meminta izin dan berjumpa dengan WKS 1 untuk
melakukan observasi dan WKS 1 memilih kelas yang dituju.
WKS 1 memberikan
izin observasi di kelas 8 Bilingual B, lalu kami masuk dan meminta izin kepada
guru yang mengajar dikelas tersebut dan mengamati proses pembelajaran.
Selama di dalam
kelas kami mengamati bagaimana guru menjelaskan materi dan murid diminta guru untuk menjelaskan
materi apa yang akan dibahas atau metode apa yang digunakan dalam materi
tersebut.
Kami mengamati
bagaimana manjemen kelas tersebut atau tata ruang kelas yang nyaman bagi murid.
Manajemen kelas
yang kami amati berupa besarnya ruang kelas terhadap jumlah murid, letak
fasilitas yang disediakan di kelas, dan pencahayaan ataupun tata lampu dikelas
dan susunan bangku para murid.
Selama
pengamatan tersebut kami mengambil dokumentasi kegiatan murid dan kegiatan
belajar mengajar di kelas tersebut.
Setelah
melakukan pengamatan di kelas, kami melakukan wawancara dengan meminta 3 orang
siswa sebagai narusumber kami, dan juga mewawancara guru yang mengajar.
Pertanyaan yang
kami ajukan kepada murid adalah
seberapa puas
murid dengan konsep pembelajaran,
manejemen kelas
yang disediakan, dan
metode yang
digunakan guru dalam menjelaskan materi.
Sedangakan pertanyaan
yang diajukan kepada guru adalah bagaimana metode yang dilakukan ke murid
apakah efektif atau tidak.
Hasil Observasi
Observasi kami
lakukan di kelas 8 Bilingual B pada pukul 13.30. Jumlah siswa terdiri dari 27
orang dan ketika hadir hanya sekitar 21 orang. Suasana kelas tersebut cukup
nyaman, kurang rapi dan bersih karena sudah siang dan setelah jam istirahat.
Tata letak bangku dan meja disusun saling berhadapan. Meja guru di letak di
bagian depan diantara kedua barisan bangku para siswa. Dalam gaya penataan
kelas, kelas ini menggunakan gaya
penataan tatap muka atau face to face(murid saling menghadap satu sama lain).Kelas
dipenuhi berbagai karya siswa dan beberapa diantaranya mengenai konsep
pembelajaran secara ringkas. Murid diberi loker buku untuk meletakkan barang
mereka karena ukuran meja dan laci yang kecil. Kelas juga diberi dispenser
sebagai air minum para siswa karena mereka melakukan proses belajar sampai
sore. Pencahayaan lampu dikelas kurang baik, karena ada beberapa lampu yang
tidak bisa dinyalakan dan pencahayaan dari luar ruangan tidak masuk kedalam
kelas. Udara dikelas kurang nyaman karena ukuran kelas cukup luas tetapi ukuran
tersebut sesuai dengan banyaknya siswa dan beberapa barang di kelas seperti
dispenser dan loker buku, selain itu tersedia dua buah kipas angin dikelas
tersebut tetapi kipas angin tersebut belum cukup memberikan suhu udara yang
baik untuk murid.
Saat kami
memasuki kelas guru sedang mengajarkan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Beliau
mengajarkan materi tentang puisi. Saat kami mengamati pembelajaran berlangsung,
guru tidak menggunakan proyektor dan Power Point sebagai media pembelajaran.
Hal ini dikarenakan materi yang akan dibahas berkaitan dengan membaca puisi
karya mereka sendiri sehingga guru tidak menggunakan media pembelajaran . Kami
juga menemukan bahwa media pembelajaran seperti proyektor tidak lengkap. Hal
tersebut terjadi karena sekolah hanya menyediakan beberapa proyektor untuk semua kelas bukan di setiap kelas
tersedia. Setiap kelas harus saling bergantian dalam memakai proyektor apabila
kelas tersebut ingin menggunakannya. Ini merupakan salah satu kekurangan dari
fasilitas sekolah terhadap media pembelajaran.
Minggu
sebelumnya, murid-murid telah diberi tugas membuat puisi karya masing-masing. Saat observasi kelas sedang berlangsung, guru
sedang menyuruh para siswa untuk membacakan puisi karya mereka. Menurut kami,
metode yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut adalah metode teacher dan learner centered. Pada awalnya guru menjelaskan materi sebelumnya
yaitu menjelasakan pengertian puisi dan
cara membuat puisi yang telah dipelajari pada minggu lalu kemudian mereka
diberi tugas membuat puisi dan guru memeriksa hasil puisi sebagai tugas mereka.
Lalu murid diminta oleh guru kembali menjelaskan materi yang telah dijelaskan
minggu lalu untuk mengingat kembali materi tersebut dan meminta murid untuk
membacakan hasil puisi karya mereka, serta menjelaskan maksud dari puisi
tersebut kepada teman-teman mereka. Disini murid sebagai fasilitator yang
menjelaskan materi puisi, dan guru membimbing muridnya dalam mengamati
penjelasan dari para siswa.
Namun saat guru
menjelaskan dan murid membaca puisi karya mereka, terkadang beberapa siswa
lebih asik sendiri terhadap urusan masing-masing. Tetapi cara mengajar guru
cukup santai sehingga para siswa tidak merasa jenuh biarpun mata pelajaran
tersebut di mulai pada pukul 2 siang. Proses belajar mengajar cukup aktif,
dimana siswa juga aktif dalam berpartisipasi dalam proses belajar. Pembelajaran
terjadi secara 2 arah dan terkadang guru bisa mengkondisikan suasana kelas.
Diakhir
pengamatan, kami melakukan wawancara kepada tiga perwakilan siswa kelas dan
guru yang mengajar di kelas. Pertanyaan yang kami ajukan kepada 3 siswa adalah
-Apa yang
membedakan kalian dengan sebutan kelas Bilingual dengan kelas lain?
-Bagaimana dengan
pemanfaatan teknologi seperti proyektor saat kalian melakukan proses
pembelajaran? Seberapa sering kalian gunakan?
-Menurut kalian,
apakah suasana dan penataan kelas
tersusun dengan baik dan nyaman?
Dari ketiga
pertanyaan yang kami ajukan kepada 3 siswa secara bergantian, kami menyimpukan
bahwa mereka dikatakan siswa kelas Bilingual karena mereka menggunakan 2 bahasa
yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris saat proses pembelajaran dan itu tergantung
mata pelajaran apa yang mereka pelajari di hari itu. Selain itu, saat melakukan
proses pembelajaran pemanfaatan teknologi menurut mereka sangat baik karena
mereka diajarkan untuk kreatif dan dapat menggunakan proyektor dan power point
saat menyampaikan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran tersebut juga
jarang dilakukan karena melihat materi apa yang akan mereka sampaikan dan siapa
yang akan menyampaikan materi apakah murid atau guru mereka. Dan untuk jawaban
terakhir kami menyimpulkan bahwa mereka cukup nyaman dikelas yang mereka
gunakan saat belajar, karena kelas dipenuhi berbagai kreatifitas mereka,
penataan kelas yang digunakan dimana susunan bangku dan kursi dibuat berhadapan
dengan teman mereka dan posisi guru berada di tengah meja para murid. Pendapat
mereka mengenai kelas tersebut adalah kelas juga terasa panas karena sirkulasi
udara yang masuk kurang begitu baik dan pendingin ruangan tidak ada yang ad
hanya kipas angin dikelas mereka sehingga terkadang terasa panas.
Sedangkan pertanyaan
yang kami ajukan kepada guru adalah
mengenai bagaiamana metode pembelajaran yang biasa digunakan di SMP
Al-Azhar dan bagaimana pendapat guru mengenai para siswa yang mengikuti
pembelajarannya. Dari jawaban tersebut kami menyimpulkan bahwa di SMP Al-Azhar
ini menerapkan instruksi pembelajaran teacher dan learner centered, guru
membawakan materi dan kemudian murid juga diberi kesempatan untuk menyampaikan
materi serta murid dibagi kedalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan
pembelajaran. Siswa mengikuti pembelajaran secara aktif karena setiap akan
datang guru menyampaikan strategi apa yang akan digunakan untuk pembelajaran
selanjutnya dan mewajibkan para siswa untuk membaca materi sebelum mengikuti
pembelajaran.
Evaluasi
Dalam penelitian
observasi ini, kami mengamati beberapa topik pembelajaran, yaitu manajemen
kelas, konsep e-learning, instruksi
pembelajaran yang digunakan guru. Kami mengalami sedikit hambatan ketika
mendapat izin dari pihak sekolah, dimana SMP Al-Azhar merupakan sekolah dibawah
naungan yayasan, sehingga pihak sekolah harus meminta izin dulu kepada pihak
yayasan dalam memberikan izin kepada kami untuk melakukan observasi. 2 hari
setelah kami meminta izin, kami diberi kabar diizinkan untuk melakukan observasi
di Al-Azhar. Selain itu, terdapat perencanaan yang sudah disusun yang kurang
sesuai saat kami melakukan pengamatan. Pada awalnya kami telah menyusun rencana
untuk melakukan pengamatan kepada kelas yang melakukan pembelajaran e-learning,
yaitu menggunakan proyektor dan power point sebagai media pembelajaran, tetapi
ketika dilapangan pihak sekolah tidak memberikan kelas dimana guru atau murid
tidak menggunakan proyektor dan power point sebagai media pembelajaran dan
tidak sesuai yang ingin kami observasi. Menurut kami kemungkinan adanya kurang
komunikasi antara anggota yang meminta izin dan pihak sekolah yang menentukan
kelas yang akan di observasi.
Walaupun saat
kami melakukan observasi tidak sesuai yang kami harapkan, tetapi berdasarkan
hasil wawancara kami kepada perwakilan siswa dan guru yang mengajar bahwa SMP
AL-Azhar memakai konsep e-learning
dalam pembelajaran yaitu memakai proyektor dan menggunakan power point tetapi
bergantung terhadap materi yang akan diajarkan.
Selain itu,
kendala lain dari observasi kami adalah dikarenakan observasi kami dapat
dilakukan saat setelah istirahat sholat Zuhur dan makan, pengamatan kami
mengenai manajemen kelas adalah keadaan kelas kurang kondusif saat siswa
mengikuti mata pelajaran siang hari hal ini disebabkan udara kelas yang kurang
baik dan pencahayaan yang kurang baik
masuk ke ruangan kelas, sehingga kelas terasa sedikit gelap. Meskipun begitu
konsep pembelajaran di SMP Al-Azhar dan manajemen kelas seperti penataan meja,
bangku dan sebagainya sudah tersusun cukup baik.
Testimoni
Alde Rahman Ifari (16-166)
Kami melakukan observasi pada pukul 2
siang dimana itu merupakan jadwal belajar selepas ishoma. Kami mendapatkan
kesempatan untuk mengobservasi kelas 8 bilingual B. Saat itu guru menjelaskan
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Guru mengajar dengan cukup mudah dan energik
dan cara mengajar cukup santai. Para siswa cukup antusias dengan kegiatan
belajar di kelas tersebut, tetapi suasana kelas tidak kondusif dan udara panas
membuat proses belajar dan mengajar menjadi terganggu. Untungnya, guru tahu
bagaimana cara agar para siswa tetap fokus dan tidak asik dengan kegiatannya
sendiri.
Eunike
Aprillia Siagian (16-169)
Dari
observasi sekolah pada SMP Al-Azhar ini, sistem e-learning dan pengajarannya sudah cukup efektif. Disini saya
benar-benar bisa mengerti dan dapat mengaplikasikan dengan jelas contoh nyata
dari teori yang ada. Kemudian merasakan sulitnya
untuk mencari sekolah, meminta izin dengan kepala sekolah, mengurus surat izin
dan mengatur pertemuan selanjutnya untuk melakukan observasi. Berkomunikasi
dengan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung dan yang agak sulit saat
menyusun kata-kata untuk meminta izin. Mengatur konsep observasi yang
berlangsung. Banyak belajar menjadi seorang leader dalam kelompok yang menguji
kesabaran, keikhlasan, serta menampun semua pendapat dari anggota. Lalu
mengamati interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar menjadi
pelajaran bagi saya sendiri. Begitu sulitnya mengamati mereka dalam proses
belajar, ada yang bermain-main saat guru menerangkan, ada yang bercerita dengan
temannya saat pelajaran berlangsung dan yang paling sulit adalah saat observasi
berlangsung dan mereka tau sedang di observasi, mereka menjadi baik saat kami
mengamati interaksi mereka. Namun, itu semua sudah bagian dari resiko
observasiini. Bagi sekolah SMP Alazhar Medan ini, hendaknya dapat
memfasilitasi sistem e-learningnya
secara merata pada seluruh kelas, tidak hanya pada beberapa kelas saja ataupun
saat materi yang memerlukan sistem e-learning
tersebut.
Saras
Gusvita (16-173)
Menurut saya, salah satu tugas observasi
mata kuliah psikologi pendidikan adalah hal yang menarik, karena tugas ini
memberikan saya kesempatan untuk belajar mengamati lingkungan pembelajaran di
sekolah dan ini adalah perdana saya dalam melakukan tugas observasi. Manfaat observasi ini adalah saya dapat
mengetahui bagaimana para guru memberikan metode pembelajaran serta bagaimana
guru mengatur murid di dalam kelas, belajar untuk bekerja sama dan menyatukan
berbagai pendapat dari setiap anggota, memilih waktu dan menyusun perencanaan
untuk observasi dan menguji kesabaran terhadap berbagai persoalan yang dihadapi
selama proses observasi ini.Terdapat kendala yang saya alami, seperti saat
melakukan observasi pada siang hari, sehingga suasana kurang kondusif di dalam
kelas, mengatur waktu antara mengerjakan laporan dengan mengerjakan tugas lain.
Observasi ini sangat perlu bekerja keras agar hasil laporan maksimal dan sesuai
dengan yang diamati. Dengan adanya tugas observasi ini, saya belajar untuk
membagi waktu dengan baik antara tugas observasi dan tugas mata kuliah yang
lain.
Nabila
Yasmin Fahira (16-180)
Pada tanggal 27 maret 2017, saya dan
teman-teman saya melakukan observasi ke sekolah al-azhar untuk tugas pendidikan
kami. Kami di sana melakukan observasi melihat bagaimana di kelas mereka
belajarnya, apa yang mereka gunakan untuk belajarnya, dan apakah suasanya
nyaman untuk belajar. Jadi kami mengamati keadaan di kelasnya, suasananya
terkadang ribut terkadang tidak, murid-murid nya juga dapat mengikuti
pembelajarannya, dan di kelas itu biasanya mereka menggunakan alat bantu yaitu
proyektor, itu berguna dalam pembelajaran, untuk tidak bosan dan memanfaatkan
teknologi yang tersedia di sekolah tersebut. Ada kekurangannya untuk di dalam
ruangan karena di dalam hanya menggunakan kipas
tetapi tidak banyak sehingg
murid-murid kepanasan. Itu bisa membuat tidak konsentrasinya dalam belajar,
tapi tetap dapat mengikuti pembelajaran.
Alifah
Nabilah (16-182)
Bedasrkan tugas pendidikan,kami disuruh
untuk melakukan observasi kesekolah, Jadi hari Senin tanggal 27 maret 2017 kami
melakukan observasi ke sekolah SMP Al-Azhar di medan guna
melaksanakannya.disana kami melihat bagaimana proses belajar mengajar nya
,sistem belajarnya,media belajar dan suasana kelas
Terkadang mereka belajar menggunakan
proyektor dan juga suasana awal kelas kondusif namun mulai ricuh saat guru
menyuruh untuk melakukan sesuatu dan juga kelas kurang dalam hal seperti kipas
angin dan lampu.
Dhita
Dwi Endayu (16-188)
Pada
awal memasuki sekolah smp alazhar, saya merasa bernostalgia kembali dengan
sekolah, karena smp ini adalah smp saya dulu. Saya menjadi rindu dengan
kegiatan di sekolah ini. Dan dalam hal observasi,sebelumnya saya tidak pernah
melakukan observasi apapun atau dimanapun, ini yang hal perdana yang pernah
saya lakukan. Observasi ini memberikan banyak pelajaran bagi saya sendiri,
pelajaran bagaimana mengetahui kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru
dan murid. Beda rasanya mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan
mengobservasi bagaimana kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Kemudian,
observasi ini juga mengajarkan saya bagaimana bekerja kelompok dengan
seharusnya, mengajarkan kerja sama satu sama lain, dengan tidak memaksakan
kehendak sendiri. Observasi ini juga dapat membuat lebih memahami bagaimana
materi yang sudah dipelajari sebelumnya di kelas. Observasi ini membutuhkan
kerja keras, karena agar dapat mendapatkan hasil yang maksimal. Dan observasi
ini juga dapat mengajarkan saya untuk memanage waktu, dengan membagi waktu
untuk mengerjakan observasi dengan hal yang lainnya. Saya berharap akan ada
sesi observasi selanjutnya di kemudian hari agar dapat lebih menambah pelajaran
berharga bagi saya.
Doli
Indra Aulia (16-233)
Observasi
ini adalah kali pertama bagi saya, menurut saya dalam observasi ini sangatlah
menyenangkan bisa langsung turun kelapangan dengan melihat bagaimana metode
pembelajaran dikelas dan suasana kelas tersebut. Guru sangatlah pandai untuk
menenangkan muridnya ketika suasana sedang ribut dan guru diSMP Al-Azhar Medan
sangatlah ramah, setiap kelas sangat banyak papan kelas dengan kertas yang
bertulisan motivasi-motivasi semnagat belajar dari hasil tulis murid itu
sendiri. Banyak hal positif yang bisa diperoleh bahwa semangat belajar bukanlah
hanya dari diri sendiri tapi dengan tulisan tulisan atau gambar yang bisa
membuat kita termotivasi untuk belajar. Dan ketika melihat mereka saya teringat
disaat masa SMP saya, semoga saya dan teman teman bisa kembali berobservasi
bersama dimasa mendatang. Pengalaman yang saya dapatkan disaat observasi ini
adalah ketika kita kurang motivasi dari diri sendiri kita bisa membuat motivasi
dengan segala bentuk untuk mendorong kita mencapai tujuan atau cita cita.
Lampiran
Daftar Pustaka
Santrock, J.W.
2004. Psikologi Pendidikan. Edisi Kedua.
Diterjemahkan oleh : Tri Wibowo BS. Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP